Tinju adalah olahraga yang telah ada sejak zaman kuno dan terus berkembang hingga menjadi salah satu olahraga paling populer di dunia. Teknik tinju juga telah mengalami evolusi signifikan dari masa ke masa, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perubahan aturan, perkembangan ilmu pengetahuan olahraga, dan gaya bertarung individu. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana teknik tinju telah berevolusi dari masa ke masa.
Era Kuno dan Abad Pertengahan
Tinju pertama kali tercatat dalam sejarah pada zaman Mesir Kuno dan Yunani Kuno. Pada saat itu, teknik yang digunakan sangat sederhana dan lebih mirip dengan bertarung jalanan. Petinju tidak mengenakan sarung tangan, dan pertarungan sering kali berlangsung hingga salah satu lawan tidak dapat melanjutkan. Gaya bertarung ini menekankan kekuatan dan ketahanan fisik.
Di Yunani, tinju menjadi bagian dari Olimpiade kuno pada 688 SM. Para petinju menggunakan sejenis ikatan kulit untuk melindungi tangan mereka. Teknik yang digunakan masih cukup dasar, dengan fokus pada pukulan lurus dan beberapa gerakan menghindar. Pada abad pertengahan, tinju mengalami penurunan popularitas di Eropa, tetapi tetap dipraktikkan di beberapa budaya.
Era Modern Awal
Tinju mulai bangkit kembali pada abad ke-17 di Inggris, dikenal sebagai "bare-knuckle boxing" atau tinju tanpa sarung tangan. Pada periode ini, petinju mulai mengembangkan teknik yang lebih canggih. Daniel Mendoza, seorang petinju Inggris pada akhir abad ke-18, dianggap sebagai pelopor teknik bertarung yang lebih ilmiah. Ia memperkenalkan gerakan kaki yang cepat, menghindar, dan serangan balasan yang efektif.