Emas yang Penuh Makna
Emas pertama ini menjadi sangat berarti, bukan hanya karena membuka peluang Indonesia untuk bersaing di klasemen medali, tapi juga karena datang dari cabang olahraga warisan budaya bangsa. Di tengah dominasi olahraga-olahraga modern, keberhasilan pencak silat di pentas internasional menegaskan bahwa olahraga tradisional Indonesia tetap relevan dan kompetitif.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, turut memberikan apresiasi atas pencapaian tersebut.
“Ini bukti bahwa olahraga tradisional kita bisa bersaing di level internasional. Saya sangat bangga dan terharu. Selamat untuk Salsabila dan tim pencak silat. Ini akan menjadi pemicu semangat bagi cabang-cabang lainnya,” kata Oktohari dalam pernyataan resminya.
Dukungan dari Tanah Air
Kabar kemenangan ini pun cepat menyebar di media sosial. Tagar #EmasPertamaAYG2025 dan #BanggaPencakSilat menjadi trending topic di Indonesia. Warganet ramai-ramai memberikan ucapan selamat dan rasa bangga kepada Salsabila serta seluruh tim pencak silat.
Banyak yang menyebut keberhasilan ini sebagai "kemenangan budaya", karena pencak silat adalah seni bela diri yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO sejak 2019. Melihat atlet muda Indonesia membawa tradisi ini hingga berjaya di pentas Asia menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.
Target Selanjutnya: Tambah Medali dari Kategori Tanding
Meski sudah mencetak sejarah, perjuangan kontingen pencak silat Indonesia di AYG 2025 belum usai. Tim masih memiliki peluang meraih medali tambahan dari kategori tanding, baik di sektor putra maupun putri. Beberapa nama seperti Rafli Setiawan (kelas 55 kg putra) dan Dinda Maharani (kelas 50 kg putri) disebut-sebut sebagai kandidat kuat peraih medali.