Jersey Timnas menjadi simbol kebanggaan bagi para pemain dan para pendukung Timnas Indonesia. Namun, dibalik kebanggaan tersebut, kisah yang mengecewakan ini juga menjadi cerminan bahwa ketika sebuah produk dikonsumsi oleh masyarakat, ada proses dan karya seni yang seharusnya dihargai. Oleh karena itu, isu boikot Erspo juga menjadi peringatan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan hak-hak kreatifitas para desainer yang terlibat dalam proses produksi.
Boikot Ersopo akan terus menjadi sorotan hingga tuntutan Ernanda mendapatkan penyelesaian yang adil. Semoga peristiwa ini juga menjadi momentum bagi perusahaan-perusahaan untuk lebih menghargai karya-karya lokal dan memberikan perlakuan yang sesuai dengan kontribusi yang telah diberikan. Dengan demikian, kita dapat menghadirkan industri mode yang lebih inklusif dan adil bagi semua pihak yang terlibat.
Dalam situasi ini, melalui aksi boikot dan dukungan terhadap Ernanda, para penggemar sepak bola dan pendukung Timnas Indonesia berharap bahwa perusahaan Erspo akan segera mengambil langkah yang tepat, termasuk membayar hak-hak desain yang seharusnya telah diberikan kepada Ernanda. Keadilan bagi para kreator, dalam hal ini desainer lokal, merupakan hal yang sangat penting untuk diwujudkan sebagai bentuk penghargaan terhadap karya-karya yang telah dihasilkan. Dalam hal ini, boikot jersey Timnas milik Erspo menjadi salah satu aksi yang diambil sebagai bentuk dukungan terhadap karya-karya kreatif.
Melalui boikot Ersopo, kita juga dapat menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu hak kreativitas dan perlakuan yang adil terhadap para desainer. Dengan demikian, kita dapat menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif bagi perkembangan industri kreatif Tanah Air. Semoga peristiwa ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, bahwa sebuah karya seni tidak hanya berhenti pada tahap penciptaan, namun juga memerlukan penghargaan dan perlakuan yang sesuai.