Kondisi geografis wilayah Nusa Tenggara Timur yang berada di zona Cincin Api Pasifik menjadikannya rentan terhadap beragam bencana alam, termasuk gempa bumi, letusan gunung, banjir, dan tanah longsor. Oleh karena itu, penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana alam harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan wilayah ini.
Peningkatan inklusi pendidikan mengenai mitigasi bencana alam bisa dilakukan melalui kurikulum sekolah, pelatihan komunitas, dan penyediaan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Pertumbuhan kesadaran akan bahaya alam di kalangan masyarakat akan membantu mengurangi tingkat kerentanan dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi situasi darurat.
Keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan mitigasi dan tanggap darurat juga perlu diperkuat. Partisipasi aktif dalam mengidentifikasi risiko, menetapkan jalur evakuasi, dan menyusun rencana tanggap darurat akan memperkuat kebersamaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.