Ketika media mulai meliput, Pak Budi awalnya merasa canggung. Ia tidak pernah melakukan semua itu untuk mendapatkan perhatian. Namun, setelah diberi penjelasan bahwa kisahnya bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk berbuat baik, ia akhirnya setuju untuk diwawancarai. Dalam wawancara tersebut, Pak Budi menyampaikan pesan yang sangat mendalam. "Kita semua bisa berbuat baik dengan cara kita masing-masing. Tidak perlu menunggu kaya untuk membantu orang lain. Yang penting adalah niat dan ketulusan hati," ujar Pak Budi.
Kisah ini pun mengundang perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah setempat. Mereka memberikan penghargaan kepada Pak Budi atas dedikasi dan kontribusinya bagi masyarakat. Tidak hanya itu, sejumlah perusahaan dan organisasi juga menawarkan bantuan kepada Pak Budi untuk mendukung kegiatannya. Beberapa di antaranya bahkan memberikan donasi untuk memperbaiki rumah Pak Budi yang sudah mulai rapuh.
Pak Budi, yang sebelumnya hidup dalam kesederhanaan, kini merasa terharu dan bersyukur. Ia tidak menyangka bahwa kebaikan kecil yang ia lakukan setiap hari bisa memberikan dampak yang begitu besar. Ia pun semakin bersemangat untuk terus membantu sesama. Dengan dukungan yang lebih baik, Pak Budi mulai merencanakan program bantuan yang lebih terstruktur, seperti penyediaan beasiswa untuk anak-anak kurang mampu dan pembagian sembako secara rutin.
Cerita Pak Budi bukan hanya tentang seorang pria yang melakukan kebaikan, tetapi juga tentang kekuatan dari tindakan kecil yang dilakukan dengan hati yang tulus. Kisah ini mengingatkan kita bahwa di tengah segala keterbatasan, selalu ada ruang untuk berbuat baik. Setiap orang memiliki potensi untuk membawa perubahan positif, sekecil apapun itu.