Penyebab tenggelamnya kapal Titanic diantaranya adalah keberanian yang berlebihan, kurangnya persediaan sekoci penyelamat, dan komunikasi yang buruk dalam mengatasi ancaman gunung es. Kapal ini dikenal sebagai "kapal yang tak dapat tenggelam," sehingga banyak penumpangnya pun merasa terlalu percaya diri dan meninggalkan pesawat penyelamat. Ironisnya, semua ini menambah kesedihan dan penderitaan yang tak terbayangkan.
Kisah tragedi kapal Titanic telah diabadikan dalam berbagai bentuk, baik dalam buku, film, maupun dalam ingatan kolektif manusia. Banyak dari kita terinspirasi oleh kegagalan untuk merenungkan arti sebenarnya dari kekuatan alam dan kerapuhan manusia.
Para peneliti, sejarawan, dan pecinta sejarah terus mengungkap cerita-cerita baru tentang Titanic, termasuk kehidupan dan kisah perjalanan para penumpang dan kru, serta upaya penyelamatan dan investigasi terhadap kejadian tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kenangan akan bencana tersebut agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
