Selama tur, TMA membawakan lagu-lagu daerah seperti Lalayaran (Sunda), Jali-Jali (Betawi), Yamko Rambe Yamko (Papua), hingga Badindin (Sumatra Barat). Suasana semakin meriah dengan lagu internasional seperti Pompeii (Bastille), Mamma Mia (ABBA), hingga penutup Libiamo ne’ lieti calici (La Traviata).
Sebelumnya, TMA juga mencatat sejarah dengan menggelar flashmob angklung pertama di Australian Museum, Sydney, museum tertua sekaligus salah satu yang terbesar di Australia, berdiri sejak 1827 dan memiliki lebih dari 21 juta koleksi. Flashmob ini berkembang menjadi mini konser, memadukan lagu-lagu daerah dan internasional dengan kolaborasi tarian tradisional, menciptakan suasana kebersamaan yang kental.
CEO Australian Museum, Kim McKay, menyatakan harapannya bahwa pertukaran budaya ini akan semakin mempererat hubungan kedua negara. Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Sydney, Pendekar Muda Leonard Sondakh, menekankan bahwa penampilan TMA bukan sekadar pertunjukan artistik, melainkan refleksi komitmen Indonesia dalam merawat hubungan dan saling pengertian dengan Australia.