Selama kompetisi, para finalis mengikuti writing camp intensif selama lima hari di Bali. Fase ini membekali mereka dengan pengalaman produksi musik profesional sekaligus wawasan mendalam tentang industri EDM global. Para mentor dan juri, termasuk Valy Mo, TANE, dan Brett Allen, memberikan transfer pengetahuan langsung mengenai teknik produksi, penulisan lagu, kolaborasi, dan strategi membangun brand sebagai produser musik.
Menurut SIHK, TAF bersama dua finalis lain, Elian dan Alva Gracia, menunjukkan kematangan artistik luar biasa. “Lebih dari sekadar membuat track, writing camp ini merupakan proses pendewasaan sebagai produser musik. Mereka belajar menemukan suara masing-masing dan bersiap masuk ke skena musik yang lebih besar, baik di Indonesia maupun internasional,” ujar SIHK. Ia menambahkan, “Dari sisi visi musikalitas, TAF paling matang.”