"Mereka belum beroperasi, tetapi mereka sedang dalam tahap final untuk memasuki tahapan eksplorasi," tambahnya.
Diharapkan, kondisi ini akan meningkatkan produksi tembaga di Indonesia sehingga negara ini mampu memainkan peran yang lebih kuat di tengah kondisi produksi tembaga global yang mengalami penurunan. Namun, Rachmat tidak memberikan detail tentang potensi cadangan tembaga di ketiga areal tambang tersebut.
Untuk memberikan gambaran, data United States Geological Survey (USGS) mencatat bahwa total cadangan tembaga dunia pada tahun 2022 mencapai 890 juta ton. Di samping itu, produksi tambang di seluruh dunia mencapai 22 juta ton, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 21,2 juta ton.
Diperkirakan, tingginya permintaan tembaga untuk kendaraan listrik dan proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) akan berbanding terbalik dengan laju pembukaan tambang baru dalam beberapa tahun ke depan. Para analis global pun meramalkan perubahan arah suplai tembaga, dari surplus menjadi defisit minor hingga berat sejak tahun 2024.
BMO Capital Markets memproyeksikan adanya defisit minor terhadap pasok tembaga di tahun depan. Sedangkan Goldman Sachs Group Inc memperkirakan suplai tembaga dunia akan mengalami kekurangan sebesar 500.000 ton pada tahun depan. Jefferies juga memprediksi adanya defisit besar pada tahun depan.