“Ini bukan sekadar efisiensi birokrasi, tapi lompatan transformasi digital pelayanan publik,” ujar Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas.
Kekhawatiran: Apa Jadinya Jika Sistem Ini Jebol?
Meski dianggap revolusioner, wacana ini memunculkan pertanyaan serius: bagaimana jika sistemnya diretas atau datanya bocor? Sejumlah kebocoran data besar dalam dua tahun terakhir — termasuk data KPU dan eHAC — membuat publik pesimistis.
“Kalau semua data disatukan, artinya satu titik celah bisa membuka semua akses kita sebagai warga negara. Itu sangat berisiko,” kata Rian Yudha, pakar keamanan siber dari CISSReC.
Efisiensi vs Kontrol Terpusat
Ada juga kekhawatiran soal potensi konsolidasi kekuasaan digital, di mana semua aktivitas digital warga diawasi lewat satu pintu. Ini bisa berdampak pada privasi dan kebebasan sipil jika tak ada transparansi dan pengawasan independen.