Peluru nyasar adalah benda yang terlempar secara tidak sengaja dari lokasi tembak yang sebenarnya. Keberadaannya bisa disebabkan oleh kelalaian dalam menembak, kegagalan teknis, atau hambatan fisik di sekitar lokasi tembak. Walaupun dalam banyak kasus peluru-peluru ini tidak memiliki target yang dituju, namun dampaknya bisa sangat merusak, seperti yang terjadi pada rumah warga di Serpong.
Pola tembak yang tidak responsif dan kurangnya kontrol dalam penggunaan senjata api merupakan penyebab utama dari kasus peluru nyasar. Untuk itu, penting bagi pihak berwenang, termasuk aparat kepolisian, untuk lebih ketat dalam mengawasi penggunaan senjata api baik oleh pihak militer maupun masyarakat umum.
Selain itu, kesadaran dan disiplin pengguna senjata akan sangat menentukan keselamatan publik dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Tindakan preventif seperti memastikan kondisi senjata dan target yang jelas, serta pelatihan yang baik bagi para pemegang senjata, dapat mengurangi risiko terjadinya peluru-peluru nyasar yang membahayakan keselamatan masyarakat.
Konsekuensi hukum bagi pihak yang disebabkan peluru nyasar juga harus diperketat, sehingga setiap pihak yang menggunakan senjata api memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap penggunaannya. Dengan demikian, diharapkan kasus peluru nyasar seperti yang terjadi di Serpong dapat diminimalkan atau bahkan dihindari, sehingga keamanan dan kenyamanan masyarakat dapat terjaga dengan lebih baik.