Jakmania adalah kelompok yang sangat loyal, dan segala hal yang berhubungan dengan Persib Bandung sering kali ditolak oleh komunitas ini. Ridwan Kamil, yang dianggap dekat dengan Persib, mungkin dipandang oleh Jakmania sebagai bagian dari rival yang mereka hindari.
Pengaruh Media Sosial dalam Meningkatkan Penolakan
Peran media sosial dalam memicu opini publik terhadap seorang tokoh tidak dapat diabaikan. Dalam kasus ini, media sosial memainkan peran penting dalam penyebaran informasi bahwa Ridwan Kamil ditolak Jakmania. Dengan luasnya jangkauan media sosial, penolakan ini menjadi isu yang cepat menyebar di antara komunitas suporter dan masyarakat umum. Ridwan Kamil, yang dikenal sebagai tokoh yang aktif di media sosial, justru mendapatkan perhatian negatif dari komunitas Jakmania.
Media sosial juga memungkinkan komunitas Jakmania untuk menyuarakan pendapat mereka secara langsung. Penolakan terhadap Ridwan Kamil menjadi lebih terdengar di platform seperti Twitter dan Instagram. Suara-suara penolakan ini kemudian membentuk opini publik yang lebih luas. Media sosial juga memungkinkan Jakmania untuk menyatukan pandangan mereka dan memperkuat pesan penolakan mereka terhadap Ridwan Kamil.
Dampak Penolakan Jakmania Terhadap Popularitas Ridwan Kamil di Jakarta
Penolakan dari Jakmania bisa berdampak pada popularitas Ridwan Kamil, terutama terhadao pencalonannya sebagai cagub di Jakarta. Meskipun Ridwan Kamil memiliki basis dukungan yang besar di Jawa Barat, penolakan dari kelompok suporter besar seperti Jakmania dapat menjadi tantangan. Penolakan ini bisa mencerminkan sentimen warga Jakarta yang terkait erat dengan Persija, klub kebanggaan mereka. Ridwan Kamil harus mempertimbangkan dampak ini jika ingin berkiprah di ranah politik Jakarta.