Tak kalah pentingnya adalah Kolombia, dengan produksi kopi tahunan mencapai sekitar 760 ribu metrik ton. Kolombia telah memanfaatkan iklim dan geografi yang mendukung untuk memproduksi kopi Arabika, yang dikenal karena aroma dan cita rasanya yang khas. Indonesia, sebagai negara berpenduduk terbesar di Asia Tenggara, juga memasuki daftar produsen kopi terbesar di dunia setelah Vietnam. Produksi kopi Indonesia tahunan mencapai 668 ribu metrik ton, menjadikannya negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia. Indonesia juga dikenal memiliki berbagai jenis kopi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, serta kualitas kopi Indonesia yang tinggi serta cita rasa dan aromanya yang unik sepertinya telah memikat pasar internasional.
Terakhir, Ethiopia, satu-satunya negara Afrika yang masuk dalam daftar produsen kopi teratas, memproduksi 441 ribu metrik ton kopi setiap tahunnya. Meskipun jumlah produksinya tidak sebesar negara-negara lainnya, kopi Ethiopia dikenal karena kualitas dan cita rasanya yang memukau, tidak hanya di lapisan sosialnya, namun juga di pasar internasional.
Dari daftar produsen kopi terbesar tersebut, dapat dikatakan bahwa Vietnam dan Indonesia memiliki keterkaitan yang signifikan dalam pasar kopi global. Selain sebagai negara produsen, keduanya juga memiliki tempat istimewa dalam sejarah kopi dunia. Setiap cangkir kopi dari Vietnam atau Indonesia adalah bukti nyata dari kekayaan budaya dan warisan kopi yang tumbuh di bumi Asia Tenggara.
Kedua negara ini telah berhasil menarik perhatian para pecinta kopi global dan mereka juga berperan penting dalam menjangkau konsumen di mancanegara. Produksi kopi Indonesia terus berkembang dengan meningkatnya permintaan dari pasar global, sementara Vietnam telah membuktikan diri sebagai pemain utama dalam pasar kopi global dengan keunggulan produksi kopi Robusta. Dengan keberagaman jenis kopi dan kualitas tinggi, keduanya telah memperkuat posisinya dalam industri kopi dunia.