Colin Hamilton, seorang analis logam di BMO Capital Markets, menyatakan bahwa kondisi geopolitik saat ini menyebabkan komoditas menjadi hal yang sangat penting. Potensi pembatasan ekspor uranium diprediksi dapat berdampak signifikan terutama bagi industri uranium.
Selain itu, Rusia juga telah memotong pasokan gas ke Uni Eropa melalui jaringan pipa Nord Stream pada tahun 2022, dengan ancaman untuk "membekukan" wilayah barat. Dalam konteks ini, komentar Putin dianggap sebagai ancaman yang khas dari dirinya, terutama terhadap Barat. Alexandra Prokopenko, seorang peneliti di Carnegie Russia Eurasia Center, menggambarkan komentar tersebut sebagai "ancaman khas Putin" yang menunjukkan kekuatan Rusia dalam pasokan logam, yang menjadi kebutuhan utama untuk transisi energi hijau.
Dampak dari potensi pembatasan ekspor nikel Rusia telah mulai terasa di pasar saham. Para emiten tambang nikel di Indonesia, seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Timah Tbk. (TINS), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT Harum Energy Tbk. (HRUM), PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT), dan PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) mengalami koreksi pada perdagangan akhir pekan. Namun, ada juga yang stagnan, seperti PT PAM Mineral Tbk. (NICL), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL), serta yang mengalami peningkatan, yakni PT Resources Alam Indonesia Tbk. (KKGI).