Pada bulan September 1982, sebuah tragedi kemanusiaan terjadi di Lebanon yang dikenal sebagai Pembantaian Sabra dan Shatila. Peristiwa ini merupakan salah satu babak kelam dalam sejarah konflik Israel-Palestina di Timur Tengah. Pembantaian ini terjadi di kamp pengungsi Sabra dan Shatila di Beirut, yang saat itu dikuasai oleh pasukan Israel.
Pembantaian Sabra dan Shatila berawal dari serangkaian peristiwa yang terjadi pada masa Perang Saudara Lebanon. Pada tahun 1982, Israel melakukan invasi militer ke Lebanon dengan alasan untuk mengusir organisasi Palestina, PLO, yang dipimpin oleh Yasser Arafat. Selama invasi tersebut, kamp pengungsi Sabra dan Shatila dikepung oleh pasukan Israel, sedangkan para pengungsi Palestina yang tinggal di dalamnya telah dikosongkan.
Pada tanggal 16 September 1982, milisi Kristen Lebanon yang setia kepada Presiden Lebanon saat itu, Bachir Gemayel, menyerbu kamp pengungsi tersebut. Meskipun pasukan Israel menyadari adanya serangan tersebut, mereka tidak mengambil tindakan apa pun untuk mencegahnya. Sebaliknya, mereka menerangi kamp pengungsi dengan penerangan sorotan dan memberikan dukungan logistik kepada milisi Kristen tersebut.