Pakar Lingkungan Hidup dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Suprihatin, menegaskan bahwa lamanya masa pakai galon guna ulang berbahan polikarbonat (PC) tidak berpengaruh terhadap potensi migrasi senyawa Bisphenol A (BPA) ke dalam air minum dalam kemasan (AMDK). Menurutnya, migrasi BPA hanya mungkin terjadi pada kondisi ekstrem, dan secara teoretis, frekuensi penggunaan galon tidak menjadi faktor penentu laju migrasi tersebut.
Dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) IPB itu menjelaskan bahwa potensi migrasi BPA jauh lebih dipengaruhi oleh faktor kimia, seperti tingkat keasaman (pH), serta faktor fisik seperti paparan suhu tinggi atau perlakuan mekanis tertentu. Selain itu, lama kontak antara kemasan dengan air yang dikemas juga bisa memengaruhi migrasi, meskipun dalam kondisi normal potensi tersebut sangat rendah.