Dalam skema distribusi rumah subsidi tahun ini, pemerintah membaginya ke dalam 13 segmen profesi, dengan tujuan memastikan pemerataan akses terhadap hunian layak. Selain mitra Gojek, alokasi juga diberikan kepada petani (20.000 unit), buruh (20.000 unit), tenaga kesehatan seperti perawat (15.000 unit) dan bidan (10.000 unit), anggota Polri (14.500 unit), serta wartawan (1.000 unit).
Untuk mitra Gojek, pembagian dilakukan secara seimbang, yakni 1.000 unit untuk pengemudi roda dua dan 1.000 unit untuk pengemudi roda empat (mobil). Skema ini bertujuan untuk merangkul seluruh lapisan driver yang tergabung dalam ekosistem Gojek agar dapat merasakan manfaat program pemerintah ini.
Sementara itu, Direktur Utama Gojek, Patrick Walujo, menyambut baik langkah pemerintah yang memperluas akses rumah bersubsidi untuk para mitra. Dalam keterangannya, Patrick mengungkapkan bahwa Gojek sebenarnya telah menjalankan program serupa sejak tahun 2018 melalui inisiatif Gojek Swadaya, yang berfokus membantu mitra memiliki rumah.
“Sejak 2018, kami sudah memulai program Swadaya untuk mendukung mitra kami memiliki rumah sendiri. Namun memang jumlahnya masih terbatas,” jelas Patrick. Ia pun mengaku sangat mengapresiasi dukungan dari Presiden Prabowo dan Menteri PKP yang kini memperluas cakupan penerima dengan menyesuaikan kriteria agar lebih inklusif.
Lebih lanjut, Patrick menyampaikan bahwa pihak Gojek siap bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) serta lembaga terkait lainnya untuk menyusun skema pembiayaan yang lebih fleksibel dan terjangkau. Tujuannya tentu agar lebih banyak mitra driver yang bisa mengakses fasilitas rumah bersubsidi dengan mudah, tanpa terkendala oleh proses administratif atau keterbatasan pendapatan.
Program rumah subsidi ini juga dinilai sangat penting di tengah kondisi ekonomi saat ini, di mana biaya hidup dan harga properti terus merangkak naik. Bagi para pengemudi ojol, yang pendapatannya sering kali fluktuatif, memiliki rumah layak huni adalah impian besar yang selama ini terasa sulit dijangkau.