Pada zaman dahulu, ritual pembersihan alam hanya dilakukan dengan sesajen dan doa-doa yang dipimpin oleh pendeta. Namun, karena masyarakat ingin sesuatu yang lebih visual dan berkesan, muncullah ide untuk membuat patung raksasa dari jerami, bambu, dan kertas. Seiring waktu, bentuk dan desain Ogoh-Ogoh semakin berkembang, dengan kreasi yang lebih detail dan artistik.
Puncak Ritual: Pawai dan Pembakaran Ogoh-Ogoh
Pada malam sebelum Nyepi, Ogoh-Ogoh akan diarak keliling desa dengan iringan musik gamelan dan sorakan warga. Pawai ini menjadi atraksi yang sangat dinanti, baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan. Setelah prosesi arak-arakan, Ogoh-Ogoh kemudian dibakar sebagai simbol penghancuran sifat buruk dan energi negatif, serta penyucian lingkungan sebelum memasuki hari suci Nyepi.
Daya Tarik Wisata dan Budaya