Konsep proyek ini terfokus pada pemasangan alat peringatan dini bencana, khususnya tsunami, setelah terjadi gempa bumi. BNPB bertanggung jawab dalam menyampaikan peringatan dini ini kepada masyarakat melalui berbagai media seperti sirine, rambu evakuasi, tempat evakuasi, dan pembentukan Desa Tangguh Bencana.
Selain itu, Pusat Pengendalian Operasi yang akan dibangun juga dilengkapi dengan fasilitas pengetahuan, fasilitas untuk menerima informasi ancaman bencana dari BMKG, serta sarana dan prasarana koordinasi keposkoan. Pembangunan ini didanai melalui dana pinjaman dari Bank Dunia dengan jadwal pengerjaan selama 150 hari.
BNPB menekankan bahwa proyek ini merupakan bagian dari komitmen untuk meningkatkan ketangguhan daerah terhadap risiko bencana, sehingga implementasinya harus berjalan sesuai target waktu dan kualitas yang diharapkan.
Provinsi Nusa Tenggara Barat terpilih sebagai lokasi proyek IDRIP karena wilayahnya yang terdiri dari 280 pulau kaya akan potensi penghidupan dan destinasi wisata. Namun demikian, NTB merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi risiko bencana alam cukup tinggi.