Rambu Solo biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada status sosial dan kekayaan keluarga yang ditinggalkan. Upacara ini melibatkan berbagai tahapan, termasuk penyembelihan hewan seperti kerbau dan babi, yang diyakini membantu perjalanan roh almarhum ke alam baka. Kerbau khususnya, memiliki peran penting dalam upacara ini, dan semakin banyak kerbau yang disembelih, semakin tinggi status sosial keluarga tersebut.
Selama upacara, keluarga dan kerabat almarhum berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir. Tarian adat, nyanyian, dan doa juga menjadi bagian integral dari upacara ini. Selain itu, mayat biasanya ditempatkan dalam patung kayu atau gua batu yang dibuat khusus untuk menjaga tubuh almarhum.
Festival dan Perayaan Lainnya
Selain Rambu Solo, suku Toraja juga memiliki berbagai festival dan perayaan lainnya yang menarik. Salah satunya adalah upacara Ma'nene, di mana keluarga Toraja akan membersihkan dan mengganti pakaian mayat leluhur mereka setiap beberapa tahun. Tradisi ini menunjukkan rasa hormat yang mendalam terhadap nenek moyang dan menjaga hubungan spiritual dengan mereka.
Festival Toraja juga sering menampilkan berbagai tarian adat, musik tradisional, dan permainan rakyat yang memperkaya warisan budaya mereka. Salah satu tarian yang terkenal adalah Tari Pa'gellu, yang biasanya dilakukan pada upacaraupacara penting dan perayaan adat lainnya. Tarian ini melibatkan gerakan yang enerjik dan ritmis yang menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur.