Dahulu, masyarakat Indonesia akrab dengan pola musim yang jelas: kemarau yang panjang dan kering, disusul dengan musim hujan yang membawa kesuburan. Petani tahu kapan harus menanam, nelayan memahami kapan waktu terbaik untuk melaut, dan semua aspek kehidupan seakan terikat pada ritme alam yang teratur. Namun, belakangan ini, pola tersebut seolah luntur. Musim kemarau bisa datang terlalu cepat atau terlalu lambat, hujan lebat bisa tiba-tiba mengguyur di luar perkiraan, dan fenomena cuaca ekstrem kian sering terjadi. Pertanyaannya, mengapa musim di negara kita, bahkan di belahan dunia lain, kini kian tak menentu?
Perubahan Iklim Global sebagai Akar Masalah
Penyebab utama di balik ketidakmenentuan musim adalah perubahan iklim global. Ini bukan lagi sekadar teori, melainkan realitas yang dampaknya sudah sangat terasa. Peningkatan suhu rata-rata bumi akibat akumulasi gas rumah kaca di atmosfer mengubah sistem iklim secara fundamental. Gas-gas ini, seperti karbon dioksida dan metana, sebagian besar berasal dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, gas alam) untuk energi, transportasi, dan industri, serta deforestasi (penebangan hutan).
Ketika suhu global naik, keseimbangan energi di atmosfer ikut terganggu. Ini memengaruhi pola tekanan udara, arus laut, dan sirkulasi angin global, yang semuanya merupakan penentu utama pola cuaca dan musim di berbagai wilayah. Indonesia, sebagai negara tropis, sangat rentan terhadap perubahan kecil sekalipun dalam sistem iklim ini.
Anomali Pola Hujan dan Suhu