Ketika Lempeng Indo-Australia menyelam di bawah Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik menyelam di bawah Lempeng Eurasia, terjadi gesekan dan tekanan yang sangat besar. Panas dan tekanan ini melelehkan batuan di bawah permukaan, membentuk magma. Magma yang panas dan ringan ini kemudian naik ke permukaan melalui celah-celah di kerak Bumi, yang pada akhirnya membentuk gunung berapi. Gunung-gunung berapi inilah yang menjadi ciri khas bentang alam Indonesia.
Proses Geologis yang Membentuk Pegunungan
Tabrakan lempeng tidak hanya menghasilkan gunung berapi, tetapi juga membentuk pegunungan non-vulkanik. Proses geologis yang disebut orogenesis atau pembentukan gunung terjadi ketika dua lempeng benua bertabrakan. Tekanan yang kuat dari tabrakan ini melipat, mengerutkan, dan mendorong kerak Bumi ke atas, menciptakan pegunungan tinggi.
Di Indonesia, kita bisa melihat contoh dari proses ini. Deretan pegunungan yang membentang dari Sumatera, Jawa, hingga ke pulau-pulau di timur adalah hasil dari aktivitas tektonik ini. Barisan pegunungan ini seringkali disebut sebagai busur kepulauan vulkanik, yang tidak hanya membentuk daratan tetapi juga memengaruhi topografi, iklim, dan keanekaragaman hayati di sekitarnya. Misalnya, Pegunungan Barisan yang membujur di Pulau Sumatera adalah hasil dari subduksi Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia.
Dampak Geologis dan Lingkungan
Banyaknya gunung di Indonesia membawa konsekuensi ganda bagi negara ini. Di satu sisi, gunung berapi yang aktif membawa risiko bencana alam seperti erupsi, tanah longsor, dan gempa bumi. Ribuan gempa bumi kecil terjadi setiap tahunnya di Indonesia karena pergerakan lempeng yang konstan. Ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara paling rawan bencana di dunia.