Melihat kejadian tersebut, korban yang masih berada di motor berusaha mengejar bus dan meminta sopir untuk meminggirkan kendaraan. Namun, bukannya membantu, korban malah mendapat ancaman pemukulan meskipun dia sudah berusaha menjelaskan bahwa dirinya tunarungu.
Karena proses penyelidikan kasus tabrak lari ini masih berlangsung, Kemhan memutuskan untuk mengadakan konfrontasi antara para sopir dan korban secara tertutup. Proses konfrontasi tersebut dilakukan di Detasemen Polisi Militer Jaya 2/1.
AS bersama adiknya, YA (26), telah tiba di SPBT Cawang sekitar pukul 11.35 WIB. Keduanya menggunakan batik cokelat. Setelah melapor kehadiran pada pos jaga Kompleks Kemhan, keduanya langsung menuju salah satu sudut di dalam Kompleks Kemhan.
Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Edwin Sumanta juga menyatakan bahwa pihaknya sedang berupaya mencari informasi terkait bus kementeriannya yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut. "Terkait informasi tersebut, saat ini kami sedang berkoordinasi intensif dengan satuan terkait untuk mencari fakta-fakta yang sebenarnya," ujar Edwin Sumanta.