Daryono menyebutkan bahwa insiden paling baru terjadi di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, pada 12 Februari 2025, di mana pada malam tersebut, para pencuri berhasil menggasak enam unit aki yang merupakan sumber daya utama untuk menghidupkan sensor seismograf dan dua unit panel surya yang terpasang di bangunan shelter stasiun SPSI (Sidrap-Indonesia). Kejadian ini menjadi yang keempat kalinya pencurian dan perusakan terjadi di lokasi yang sama.
Lebih parahnya, dalam kejadian terbaru ini, pencuri tidak hanya mengambil peralatan, tetapi juga merusak bangunan shelter dengan membongkar bagian dalamnya. Akibat tindakan merugikan ini, BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa, termasuk sensor, digitizer, dan perangkat komunikasi lainnya, guna mencegah kerugian yang lebih besar.
Daryono menekankan pentingnya peralatan pemantauan ini, mengingat lokasi Sidrap berada di jalur patahan aktif Sesar Walanae, yang dikenal sebagai daerah rawan gempa. Berdasarkan laporan dari Pusat Gempa Nasional (Pusgen) tahun 2017, Sesar Walanae di Sulawesi Selatan merupakan sesar regional yang memiliki potensi memicu gempa dengan kekuatan hingga magnitudo Mw7,1. Peta seismisitas wilayah ini menunjukkan bahwa kawasan Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Pare Pare memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi akibat Sesar Walanae.