Leonardo, Senior Manager Center Experience ASHTA District 8, menjelaskan bahwa proyek kolaboratif ini melibatkan seniman-seniman muda dengan perspektif yang segar. Sementara itu, Jeffery Ng selaku pendiri Project 1945 Perfumery, memaparkan bahwa salah satu karya unggulan adalah interpretasi aroma “Symphonies of Borobudur” oleh Winny Astrini. Selain Winny, terdapat tujuh seniman lain yang menghidupkan aroma khas daerah Indonesia menjadi ilustrasi: Kevin Satria dengan “Waters of Maluku”, Phantasien dengan “Princess of Java”, Sarkodit dengan “Fields of Ubud”, Nadya Noor dengan “Heiress of Minahasa”, Wulang Sunu dengan “The Great Batavia”, Satwika Kresna dengan “Sunset in Sumba”, dan Azis Wicaksono dengan “Bamboe Roencing”.
Keterlibatan mereka membuktikan bahwa seni dapat menembus batas medium. Tidak hanya melalui warna dan bentuk, tetapi juga melalui interpretasi dari aroma yang membangkitkan memori dan imajinasi. Pendekatan multisensori ini membuat pameran POSCART terasa berbeda dari pameran seni konvensional. Pengunjung tidak hanya “melihat” karya, tetapi juga merasakan narasi yang terkandung di dalamnya melalui indera penciuman.
Pameran ini juga menjadi bagian dari rangkaian menuju Pekan Raya Seni Ilustrasi dan Kreatif Jakarta atau Jakarta Illustration and Creative Arts Fair (JICAF) 2025 yang akan digelar bulan depan. Yoga Prathama, pengarah kreatif JICAF, mengungkapkan bahwa pada edisi ketiga ini, festival kreatif tahunan tersebut akan menonjolkan keberagaman dan keberanian berekspresi para seniman muda Indonesia. Semangat tersebut selaras dengan makna kemerdekaan, yaitu kebebasan untuk berkarya dan mengutarakan ide tanpa batas.