Pola Pemisahan Sosial dan Hierarki Ruang
Salah satu aspek paling signifikan dari tata kota kolonial adalah pola pemisahan sosial dan hierarki ruang. Kota-kota dirancang untuk memisahkan penduduk berdasarkan ras dan status sosial. Ada kawasan khusus untuk orang Eropa (welvarende woonwijken), Tionghoa, Arab, dan permukiman pribumi (kampung) yang umumnya kurang terencana dan fasilitasnya terbatas. Pemisahan ini bukan hanya sebatas permukiman, tetapi juga tercermin dalam akses terhadap fasilitas publik, pendidikan, dan bahkan aturan hidup.
Pembagian ruang kota berdasarkan hierarki ini meninggalkan warisan sosial dan ekonomi yang kompleks. Meskipun secara formal pemisahan rasial sudah dihapuskan pasca-kemerdekaan, dampak dari pola penataan ruang ini masih terasa dalam bentuk kesenjangan pembangunan antarkawasan atau bahkan persepsi sosial terhadap suatu wilayah.