Misalnya, investasi di reksa dana, saham, obligasi, emas, properti, atau bahkan deposito berjangka dengan bunga yang lebih menarik. Meskipun investasi selalu datang dengan risiko, risiko ini bisa dikelola dengan strategi diversifikasi dan pemahaman yang baik. Uang yang diinvestasikan memiliki peluang untuk tumbuh seiring waktu, berpotensi melawan inflasi, bahkan menciptakan kekayaan. Melewatkan kesempatan ini berarti membiarkan uang tidak bekerja untuk kita.
Tujuan Keuangan yang Tidak Tercapai Optimal
Membiarkan uang teronggok di rekening bank juga bisa menghambat pencapaian tujuan keuangan jangka panjang. Seseorang mungkin punya mimpi membeli rumah, membiayai pendidikan anak, atau pensiun dengan nyaman. Jika semua dana hanya disimpan di tabungan biasa, butuh waktu yang sangat lama untuk mencapai jumlah yang diinginkan karena pertumbuhan yang minim.
Misalnya, jika ada target untuk mengumpulkan dana pendidikan 10 tahun ke depan, dan uang hanya disimpan di bank dengan bunga rendah, inflasi akan memastikan target tersebut makin sulit dicapai. Dengan berinvestasi sesuai profil risiko dan tujuan, dana bisa tumbuh lebih cepat, membantu mewujudkan impian finansial dalam jangka waktu yang lebih realistis. Ini adalah tentang mengoptimalkan setiap rupiah yang dimiliki agar bisa mencapai potensi maksimalnya.
Risiko Keamanan dan Batasan Perlindungan
Meskipun bank dianggap aman, ada juga batasan tertentu. Di Indonesia, ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menjamin dana nasabah hingga batas tertentu. Jika terjadi kebangkrutan bank dan dana yang tersimpan melebihi batas jaminan LPS, ada potensi kerugian. Meskipun kasus ini sangat jarang terjadi pada bank besar, penting untuk menyadari bahwa tidak semua dana di bank dijamin 100% tanpa batas.