Tampang.com | Indonesia dibangun di atas dasar kebhinekaan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kasus intoleransi sosial kembali mencuat, memunculkan kekhawatiran publik terhadap kondisi kohesi sosial dan toleransi antarumat beragama di tanah air.
Kasus-Kasus Intoleransi Kian Marak
Beberapa kasus seperti pelarangan ibadah, penolakan pendirian rumah ibadah, dan ujaran kebencian terhadap kelompok minoritas menunjukkan bahwa intoleransi masih menjadi masalah nyata. Data dari Setara Institute pada 2024 mencatat peningkatan signifikan pada pelanggaran kebebasan beragama, dengan 237 kasus intoleransi yang dilaporkan secara nasional.
“Peningkatan ini bukan sekadar angka, tapi refleksi dari lemahnya pendidikan toleransi dan kurangnya keberpihakan negara terhadap kelompok rentan,” kata Yenny Herlina, peneliti senior di Pusat Studi Pluralisme dan Demokrasi.
Melemahnya Pendidikan Kewarganegaraan
Banyak pengamat menilai akar dari persoalan intoleransi bukan hanya persoalan hukum atau ketegasan negara, melainkan juga melemahnya pendidikan karakter dan kewarganegaraan. Di beberapa wilayah, narasi keagamaan yang eksklusif justru lebih mendominasi dibanding semangat gotong royong dan keberagaman.