Jet tempur Kaan sendiri dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI), dan pesawat ini telah melakukan penerbangan perdananya pada Februari 2024. Pada proyek ini, Turkiye memanfaatkan teknologi modern untuk menciptakan pesawat yang diharapkan akan memenuhi standar militer canggih dan dapat diandalkan.
Awalnya, jet Kaan dilengkapi dengan jenis mesin yang sama dengan F-16, namun dalam waktu dekat, Turkiye berencana untuk mengganti mesin tersebut dengan produk buatan dalam negeri, sehingga meningkatkan kemandirian dalam industri pertahanan mereka. Selain itu, Kaan juga merupakan inovasi terbaru dari sektor pertahanan Turkiye yang sebelumnya telah dikenal melalui produk drone unggulan, seperti Bayraktar.
Pada tahun 2024, sektor pertahanan Turkiye mencatatkan total pendapatan ekspor sebesar 7,1 miliar dollar AS, meningkat sebesar 1,6 miliar dollar AS dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika kesepakatan ini terlaksana sepenuhnya, ini akan menjadi salah satu kontrak ekspor pertahanan terbesar yang pernah ada antara Indonesia dan pembuat senjata dari luar, mengesampingkan mitra-mitra tradisional seperti Amerika Serikat dan Rusia.