Dalam lanjutan pemeriksaan, tim forensik juga melakukan analisis toksikologi untuk memeriksa kemungkinan ada zat berbahaya yang terkandung dalam tubuh korban. Hasil pemeriksaan toksikologi ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada faktor eksternal lain yang memengaruhi kondisi Juliana saat terjatuh. Dalam kasus ini, tidak ditemukan bahan berbahaya atau obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi kinerjanya sebagai pendaki. Ini menegaskan bahwa kejadian tersebut semata-mata disebabkan oleh kecelakaan tragis yang menghimpit kehidupannya.
Patah tulang yang dialami Juliana Marins tidak hanya memberikan dampak fisik, tetapi juga emosional bagi keluarga, teman, dan komunitas pendaki. Para pendaki lainnya merasa sangat kehilangan dan berduka atas berita tersebut. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi banyak orang akan risiko yang dihadapi pendaki di medan yang ekstrim.
Sebagai tambahan informasi, dalam dunia pendakian, terutama di area yang tergolong berbahaya dan terjal, sering kali cedera akibat jatuh merupakan hal yang umum terjadi. Keberadaan tim penyelamat dan pertolongan pertama yang cepat dapat berperan penting dalam mengurangi risiko cedera fatal, namun dalam kasus Juliana, sayangnya, faktor-faktor tersebut tidak dapat menjamin keselamatan sepenuhnya ketika cedera yang dialami sangat parah.