Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia memastikan bahwa ajang internasional Culture, Heritage, Arts, Narratives, Diplomacy, and Innovations (Chandi) 2025 yang akan digelar di Bali pada awal September mendatang akan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari berbagai negara sahabat. Hingga saat ini, sebanyak tujuh menteri yang membidangi kebudayaan telah memberikan konfirmasi kehadiran mereka. Para menteri tersebut berasal dari Libya, Palestina, Singapura, Suriah, Tanzania, Timor Leste, serta Zimbabwe, dan diperkirakan kehadiran mereka akan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertemuan diplomasi budaya dunia.
Tidak hanya dihadiri oleh para menteri, forum bergengsi ini juga akan melibatkan jajaran pejabat setingkat wakil menteri bidang kebudayaan dari sejumlah negara lain. Brunei Darussalam, Kamboja, Yordania, Iran, Thailand, Uzbekistan, dan Venezuela termasuk di antaranya, sementara perwakilan diplomatik dalam bentuk duta besar juga akan hadir dari berbagai belahan dunia seperti Armenia, Bangladesh, Belarus, Belgia, Bulgaria, Siprus, Georgia, Kenya, Laos, Mongolia, Belanda, Oman, Pakistan, Rwanda, Arab Saudi, dan Tunisia. Selain itu, kehadiran Wakil Duta Besar Korea Selatan juga menambah panjang daftar negara yang akan mengambil bagian dalam Chandi 2025. Dengan lebih dari 40 negara sahabat yang terlibat, gelaran ini diyakini menjadi salah satu forum kebudayaan terbesar yang pernah digelar di Indonesia.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Chandi 2025 bukan sekadar agenda seremonial, melainkan sebuah ruang strategis yang memungkinkan terjalinnya kerja sama, pertukaran ide, dan promosi budaya secara luas. “Kami berharap Chandi 2025 dapat membawa budaya kita yang sangat kaya dan beragam ini semakin terlihat dan dikenal oleh dunia,” ujar Fadli dalam keterangan resminya. Melalui pertemuan ini, Indonesia tidak hanya menampilkan kekayaan budaya nusantara, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk menjadikan kebudayaan sebagai salah satu pilar penting dalam diplomasi internasional.