BRI konsisten dalam menerapkan manajemen risiko yang hati-hati saat menyalurkan KUR. Hingga Maret 2025, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 2,29 persen. Ini menunjukkan bahwa BRI secara efektif mempertahankan kualitas portofolio pinjaman dan menjaga kesehatan keuangan.
Agustya Hendy menekankan bahwa penyaluran KUR merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam memperluas akses terhadap pembiayaan yang inklusif serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. "Fokus kami pada sektor produktif merupakan bentuk komitmen nyata BRI terhadap pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan," tambahnya. Ia percaya bahwa penyaluran yang tepat sasaran dapat menciptakan efek ganda yang signifikan, terutama dalam hal mendorong kemandirian usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Lebih lanjut, Hendy menyoroti bahwa perhatian khusus terhadap sektor pertanian merupakan bagian dari strategi BRI dalam mendukung ketahanan pangan nasional. "Dengan membantu sektor pertanian, kami tidak hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Melalui dukungan ini, kami ingin menunjukkan peran BRI dalam membangun fondasi ekonomi yang tangguh dan inklusif," tutup Hendy.