Selain banjir, tanah longsor juga menjadi dampak dari curah hujan tinggi. Tanah longsor ini terjadi beberapa jam setelah banjir bandang di wilayah bertopografi dataran tinggi perbukitan atau berada di sisi utara dan timur dari Gunung Marapi. Meskipun belum ada laporan korban, tanah longsor tersebut memutus akses jalan dan melumpuhkan arus lalu lintas di beberapa wilayah.
Daryono menekankan agar masyarakat Sumatera Barat tetap waspada, karena dampak ikutan gempa yang ditambah hujan intensitas deras beberapa waktu ke depan memungkinkan terjadinya tanah longsor di banyak tempat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa 41 orang meninggal dunia akibat banjir bandang di sejumlah wilayah Sumatera Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan bahwa korban banjir bandang tersebut tersebar di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang. Banjir bandang di Kabupaten Agam dipicu oleh hujan lebat di tiga kecamatan, yaitu Canduang, Sungai Pua, dan IV Koto. Sedangkan di Kabupaten Tanah Datar, banjir dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi.