Sebagai respons terhadap peringatan ini, BMKG juga memberikan lima langkah siaga menghadapi cuaca ekstrem kepada masyarakat. Langkah-langkah tersebut antara lain meliputi pengenalan potensi cuaca ekstrem dan dampaknya, membersihkan lingkungan sekitar untuk mengurangi potensi dampak cuaca ekstrem seperti banjir, memangkas ranting pohon yang rentan tumbang saat terjadi angin kencang, menghindari berada di bawah pohon besar atau struktur tinggi yang rawan tumbang, serta berlindung dan beraktivitas di dalam ruangan saat terdapat potensi cuaca ekstrem.
Selain itu, BMKG juga mengungkapkan jadwal puncak musim hujan di berbagai wilayah Indonesia. Puncak musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan analisis BMKG pada September 2024, sekitar 20% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi Aceh, Sumatra Utara, sebagian Sumatra Barat, Riau, Jambi, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan sebagian Papua.
Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa wilayah yang memiliki puncak musim hujan pada November-Desember 2024 mencakup sekitar 303 zona musim atau sekitar 43,4% dari total zona musim di Indonesia, di antaranya Pulau Sumatra, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan. Sementara itu, sekitar 250 zona musim atau sekitar 35,8% wilayah diperkirakan akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025, termasuk Lampung, sebagian Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian besar Papua.