Tampang

Tragedi Remaja Tewas di Senopati, Akibat "Open BO"

28 Apr 2024 12:44 wib. 50
0 0
Tragedi Remaja Tewas di Senopati: Memahami Bahaya "Open BO"
Sumber foto: google

Kejadian tragis kembali mengguncang kota Jakarta, kali ini melibatkan seorang remaja yang tewas di kawasan Senopati. Pelaku diduga telah menggunakan jasa "Open BO" yang akhirnya berakibat fatal bagi korban. Kejadian ini menjadi peringatan bagi para orangtua dan remaja untuk lebih waspada terhadap bahaya praktik Open BO.

Berawal dari pesan jasa "Open BO" yang terjadi sebanyak 4 kali, korban, seorang remaja yang belum genap 18 tahun, nekat berkunjung ke kawasan Senopati. Dengan harapan mendapatkan kesenangan sesaat, ia tidak sadar akan risiko yang mengintai di balik ajakan tersebut. Ketenangan malam Senin terganggu oleh tragedi yang tidak seharusnya terjadi, yang merenggut kehidupan seorang remaja yang seharusnya memiliki masa depan yang cerah di depannya.

Kasus ini menjadi sorotan karena menyoroti keberadaan praktik Open BO yang semakin meresahkan. Open BO, singkatan dari "booking out" adalah praktik menyediakan jasa seksual melalui media online. Fenomena ini semakin marak, terutama di kalangan remaja, karena mudahnya akses dan kurangnya pemahaman akan risiko yang terkait. Lokasi-lokasi seperti Senopati menjadi sasaran utama operasi Open BO, menambah kompleksitas permasalahan ini.

Para orangtua perlu melakukan peran aktif dalam memberikan pemahaman kepada anak-anaknya mengenai bahaya dan risiko yang terkait dengan praktik yang merugikan ini. Komunikasi yang terbuka dan pemberian pemahaman yang tepat akan membantu mencegah anak-anak terjerumus ke dalam perangkap Open BO. Selain itu, sekolah dan lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi mengenai seksualitas dan bahaya praktik seperti Open BO.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

5 April: Hari Anak Palestina
0 Suka, 0 Komentar, 5 Apr 2024

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?