“Saya kira ini bagian dari edukasi, untuk mengembalikan pembinaan mental dan psikologis anak-anak,” ucapnya.
Efektivitas Belum Terukur, Tapi Perlu Dicoba
Meski menyambut baik program ini, Tri juga menegaskan perlunya evaluasi yang berkelanjutan untuk menilai apakah pendekatan militer ini benar-benar efektif dalam mengurangi kenakalan pelajar, seperti tawuran dan perilaku menyimpang.
“Belum bisa kita nilai apakah efektif atau tidak karena belum ada indikator yang jelas. Tapi yang penting ada upaya dulu,” tuturnya.
Mulai Berlaku di Purwakarta dan Bandung
Program pendidikan militer bagi siswa ini secara resmi mulai diterapkan pada Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/5/2025), dengan Purwakarta dan Kota Bandung sebagai pilot project. Para siswa yang terlibat kenakalan atau terindikasi tindak kriminal akan dibina selama enam bulan di barak tanpa mengikuti sekolah formal. Mereka akan dijemput langsung oleh anggota TNI.