Tampang.com | Banjir Jakarta sudah menjadi masalah tahunan, tapi dampaknya semakin meluas dan sering terjadi. Meskipun berbagai proyek besar untuk mengatasi banjir sudah digulirkan, seperti normalisasi sungai dan pembangunan waduk, masalah tetap belum selesai. Apa yang sebenarnya salah dalam pendekatan kita?
Banjir Semakin Meluas dan Sering
Menurut data BMKG, curah hujan di Jakarta pada 2024 mencapai puncaknya lebih sering dari tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain, infrastruktur penanggulangan banjir yang sudah dibangun, seperti waduk Pluit dan kanal, justru lebih banyak mengalirkan air ke pemukiman padat daripada mencegahnya.
“Setiap hujan deras, rumah saya selalu kebanjiran meski tidak setinggi dulu. Tapi tetap saja mengganggu,” ujar Santi, warga Cengkareng.
Proyek Infrastruktur Besar, Hasilnya Minim
Beberapa proyek besar seperti proyek normalisasi sungai dan revitalisasi drainase dinilai tidak efektif karena belum tuntas dan kurangnya pemeliharaan. Ahli hydrologi dari Universitas Indonesia, Dr. Rizki Suryanto, menjelaskan, "Normalisasi sungai memang perlu, tapi ini bukan solusi jangka panjang. Perubahan iklim dan urbanisasi harus dipertimbangkan."