Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir yang melanda Sulawesi Selatan telah mengakibatkan kerugian material yang cukup signifikan. Lebih dari 2.500 rumah dilaporkan terendam banjir, sementara ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, sejumlah infrastruktur vital seperti jalan raya, jembatan, dan fasilitas umum lainnya juga mengalami kerusakan akibat tingginya genangan air.
Bencana banjir yang menimpa Sulawesi Selatan menjadi perhatian utama pemerintah pusat. Presiden Joko Widodo telah memerintahkan jajarannya untuk memberikan bantuan secara maksimal kepada warga yang terdampak, termasuk melalui upaya evakuasi dan penyaluran bantuan kemanusiaan.
Tidak hanya Polri, banyak pihak dan relawan turut bergerak dalam membantu penanganan bencana banjir ini. Organisasi kemanusiaan, lembaga swadaya masyarakat, dan berbagai komunitas juga turut aktif dalam memberikan bantuan dan mendukung upaya penanggulangan bencana.
Selain itu, peran teknologi juga semakin terasa dalam upaya mitigasi bencana. Berbagai aplikasi dan platform digital digunakan untuk memantau perkembangan situasi banjir, mengkoordinasikan evakuasi, dan menggalang sumbangan serta relawan untuk membantu korban banjir.
Melalui sinergi antara berbagai pihak, diharapkan penanganan bencana banjir di Sulawesi Selatan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Pendidikan tentang mitigasi bencana juga perlu terus ditingkatkan agar masyarakat lebih siap dan tanggap menghadapi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.
Bencana banjir tidak hanya mengakibatkan kerugian materiil, namun juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Risiko terjadinya penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit dapat meningkat saat banjir melanda. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan dan sanitasi yang memadai sangat diperlukan dalam penanganan korban banjir.