“Semua kantor pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota harus menggunakan PLTS atap. Juga hotel, vila, sekolah, kampus, dan pasar,” tegas Koster.
Langkah ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan Bali terhadap listrik berbasis fosil, termasuk pasokan dari kabel laut Jawa-Bali yang saat ini menyuplai sekitar 400 megawatt.
Kerentanan Sistem Energi Jadi Sorotan
Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR), ketergantungan terhadap pasokan listrik dari luar pulau menciptakan kerentanan sistem energi di Bali. PLTS atap dinilai sebagai solusi tepat untuk memperkuat ketahanan energi, mengingat kondisi geografis Bali yang memungkinkan distribusi energi surya secara luas dan efisien.
PLTS Atap dan BESS Jadi Solusi Cepat dan Murah
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menyatakan bahwa PLTS atap yang dilengkapi Battery Energy Storage System (BESS) adalah cara cepat dan efisien untuk meningkatkan ketersediaan energi lokal di Bali.
“Ini tidak hanya mengurangi risiko gangguan pasokan dari Jawa, tetapi juga mengelola lonjakan permintaan listrik pasca pandemi dan meringankan beban PLN dalam menambah pasokan baru,” jelas Fabby.