Tampang

Bali Genjot Pemanfaatan PLTS Atap: Baru 1 Persen dari Potensi 10,9 GW yang Terserap

17 Mei 2025 14:44 wib. 17
0 0
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 21 kWp dan mikrohidro di Desa Uma Palak Lestari, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali, bantu petani menggarap lahan pertaniannya
Sumber foto: Google

“Semua kantor pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota harus menggunakan PLTS atap. Juga hotel, vila, sekolah, kampus, dan pasar,” tegas Koster.

Langkah ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan Bali terhadap listrik berbasis fosil, termasuk pasokan dari kabel laut Jawa-Bali yang saat ini menyuplai sekitar 400 megawatt.

Kerentanan Sistem Energi Jadi Sorotan

Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR), ketergantungan terhadap pasokan listrik dari luar pulau menciptakan kerentanan sistem energi di Bali. PLTS atap dinilai sebagai solusi tepat untuk memperkuat ketahanan energi, mengingat kondisi geografis Bali yang memungkinkan distribusi energi surya secara luas dan efisien.

PLTS Atap dan BESS Jadi Solusi Cepat dan Murah

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menyatakan bahwa PLTS atap yang dilengkapi Battery Energy Storage System (BESS) adalah cara cepat dan efisien untuk meningkatkan ketersediaan energi lokal di Bali.

“Ini tidak hanya mengurangi risiko gangguan pasokan dari Jawa, tetapi juga mengelola lonjakan permintaan listrik pasca pandemi dan meringankan beban PLN dalam menambah pasokan baru,” jelas Fabby.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Sedekah
0 Suka, 0 Komentar, 9 Mei 2025

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?