Tidak hanya itu, kejadian ini juga membuat publik mempertanyakan proses seleksi calon pejabat di daerah, terutama terkait integritas dan kinerja pejabat publik yang seharusnya diutamakan dalam menjalankan tugas kenegaraan.
Penangkapan Ujang Iskandar juga menambah daftar panjang politikus yang terjerat kasus korupsi. Sebelumnya, pada Mei 2023, rekannya dari Dapil Kalteng, Ary Egahni juga terjerat kasus korupsi dan posisinya digantikan oleh Ujang. Hal ini menggambarkan betapa besar persoalan korupsi yang masih menghantui dunia politik di Indonesia.
Selain itu, kasus-kasus korupsi yang melibatkan politikus juga mencoreng citra partai politik yang terlibat. Penangkapan anggota DPR dari Fraksi NasDem ini menjadi catatan buruk bagi partai politik tersebut, yang seharusnya bertanggung jawab dalam memastikan kualitas dan integritas para kadernya.
Tingkat korupsi yang terus merajalela juga menunjukkan perlunya reformasi besar-besaran dalam sistem pemerintahan dan penegakan hukum di Indonesia. Pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan BUMD serta memastikan transparansi dalam penggunaan dana publik untuk mencegah kasus-kasus korupsi semacam ini terulang di masa depan.