Kasus tawuran antara mahasiswa ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanan dan disiplin di lingkungan kampus. Kondisi ini juga perlu menyadarkan semua pihak, terutama pihak kampus, untuk merenungkan upaya-upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Konflik antar-mahasiswa sendiri bisa menjadi cerminan dari keadaan sosial-akademis di dalam kampus. Kondisi akademik dan psikologis mahasiswa, serta hubungan antarmahasiswa menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan dalam mencegah terjadinya tawuran atau bentrokan.
Pola pikir yang saling menghargai, kepedulian terhadap perbedaan, dan pembinaan mental mahasiswa perlu diperkuat dalam upaya menciptakan lingkungan kampus yang aman dan kondusif. Peran serta pihak kampus, baik dari segi pengawasan maupun pembinaan mahasiswa di luar jam perkuliahan, menjadi krusial dalam mewujudkan lingkungan kampus yang kondusif.
Dalam hal ini, pihak kampus perlu memberikan perhatian lebih dalam hal disiplin dan pembinaan mental mahasiswa. Sosialisasi aturan dan sanksi terhadap perilaku yang merugikan harus lebih diperkuat, bukan hanya sebagai upaya penegakan aturan, tetapi juga dalam rangka pendidikan karakter mahasiswa.
Adanya assertiveness training dan dialog terbuka antara para pihak di kampus juga menjadi penting untuk mencegah permasalahan dalam skala yang lebih besar. Sebagai lembaga pendidikan, kampus wajib memberikan perhatian lebih terhadap pembinaan etika dan moral kepada mahasiswa agar terhindar dari perilaku-perilaku yang dapat merugikan pihak lain.
Selain itu, peran serta pihak keamanan kampus serta kepolisian dalam pengawasan dan penindakan terhadap tindakan-tindakan yang membahayakan keamanan di dalam kampus juga menjadi sangat krusial. Diperlukan koordinasi yang baik antarpihak agar langkah-langkah pencegahan dan penindakan tindak kejahatan di lingkungan kampus dapat berjalan lebih efektif.