”Tapi kalau sudah tidak bisa uwur lagi, yah ‘sembur’, itu bukan menyembur yang mengeluarkan uap atau sebagainya. Tapi memberikan nasehat, memberikan petuah yang luhur, yang baik, yang bermanfaat, yang memang bisa menyadarkan para generasi berikutnya, negara ini harus betul-betul dipertahankan, dilanjutkan, dikembangkan, karena ini warisan yang sangat berharga, warisan yang betul-betul perlu pengorbanan satu kondisi yang luar biasa beratnya. Sehingga nyawa, ari mata, darah, kehormatan dikorbankan untuk tujuan warisan yakni kemerdekaan,” kata Menko Polhukam.
Menko Polhukam mengatakan, tugas generasi selanjutnya meneruskan yang sudah dilakukan oleh para pendahulunya. Menurutnya, jika generasi penerus tidak dapat melanjutkan, tidak bisa memelihara ini, merawat ini, maka sebenarnya dia berkhianat kepada para pendahulu. ”Uwur dan sembur bukan satu nasehat yang ngawur untuk membuat tawur, yang malah membuat konflik diantara kita. Saya yakin bapak, ibu, sudah masuk dalam jalan yang benar. Walaupun tidak lagi dalam posisi jabatan formal, tapi dapat memberikan petuah yang betul,” kata Wiranto.
Dalam kesempatan itu, Menko Polhukam menyampaikan amanat dari Presiden Joko Widodo yang berhalangan hadir. Presiden berpesan agar Pepabri dapat meningkatkan soliditas purnawirawan untuk mengawal NKRI yang berdasarkan Pancasila. Dikatakan, soliditas adalah salah satu unsur untuk mendukung pemerintah guna menjaga, mengawal NKRI yang berdasarkan Pancasila. ”Karena tantangan ke depan penuh dengan dinamika dan perubahan sangat cepat, bahkan sering tidak terduga. Sehingga untuk menghadapinya semua komponen bangsa bersatu dan bekerja sama dalam rangka mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara,” kata Menko Polhukam mengutip pesan Presiden Jokowi.