a. Persiapan Bahan
Bahan dasar wagashi seperti beras ketan, kacang merah, dan gula harus dipersiapkan dengan hati-hati. Kacang merah biasanya direbus hingga lembut dan kemudian dihaluskan untuk membuat pasta. Beras ketan direndam, dikukus, dan ditumbuk menjadi mochi.
b. Pembuatan dan Pembentukan
Setelah bahan-bahan siap, pembuatan wagashi melibatkan pencampuran dan pembentukan adonan sesuai dengan jenis kue yang diinginkan. Kue-kue seperti manju dan dorayaki memerlukan cetakan khusus, sedangkan namagashi sering kali dibentuk dengan tangan dan dihias dengan teknik tradisional.
c. Pengemasan dan Penyajian
Wagashi sering kali dikemas dengan sangat hati-hati, terutama jika akan disajikan sebagai hadiah atau dalam acara khusus. Kue-kue ini biasanya disajikan dengan teh hijau, yang melengkapi rasa manis dan memberikan pengalaman bersantap yang menyenangkan.
4. Makna Budaya di Balik Wagashi
Wagashi bukan hanya sekedar makanan penutup tetapi juga merupakan bagian penting dari budaya Jepang. Setiap jenis wagashi memiliki makna dan simbolisme tertentu. Misalnya, bentuk dan warna kue sering kali mencerminkan musim, perayaan, atau simbol keberuntungan. Dalam upacara teh Jepang, wagashi digunakan untuk menciptakan keseimbangan antara rasa dan pengalaman, serta untuk menghormati tamu.