Tampang

Terik Panas Kembali Menghantui Asia Tenggara dan Tidak Akan Segera Pergi

15 Apr 2024 10:51 wib. 80
0 0
Terik Panas Kembali Menghantui Asia Tenggara dan Tidak Akan Segera Pergi
Sumber foto: istock

Keprihatinan akan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak telah menyebabkan penutupan sekolah dan seruan untuk tindakan mendesak guna membatasi pemanasan global. Peristiwa ini menegaskan perlunya kesadaran akan dampak perubahan iklim, terutama di kawasan Asia Tenggara yang rentan terhadap gejala cuaca ekstrem.

Gelombang panas yang berkepanjangan ini telah menarik perhatian global akan seriusnya masalah ini dan mendukung argumen perlunya langkah-langkah konkret untuk mengatasi pemanasan global. Data menunjukkan bahwa suhu hingga 42 derajat Celsius tercatat di beberapa daerah, meningkatkan risiko terhadap kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.

Tingginya suhu juga memberikan dampak serius terhadap sektor pertanian. Musim panen terganggu akibat suhu yang tak wajar, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Hal ini menyoroti perlunya strategi adaptasi dan ketahanan pangan yang lebih baik di tengah-tengah perubahan iklim yang semakin ekstrem.

Upaya mitigasi juga menjadi sorotan utama. Beberapa negara sedang mempertimbangkan teknik penaburan awan sebagai cara untuk menurunkan suhu udara. Namun demikian, perdebatan tentang efektivitas dan dampak jangka panjang dari teknik tersebut masih terus berlangsung.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?