Selain itu, keluarga Falic juga memberikan dukungan finansial kepada kelompok-kelompok yang mendorong pendirian "Kuil Ketiga" bagi orang Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem. Hal ini menciptakan kontroversi di tengah-tengah konflik antara Israel dan Palestina, karena banyak pihak menilai langkah ini sebagai tindakan yang merugikan perdamaian di wilayah tersebut.
Simon Falic sendiri secara terbuka memberikan pendapat bahwa orang Yahudi harus diberikan kesempatan untuk tinggal dan bermukim di wilayah Israel, Yerusalem Timur yang dianeksasi Israel, maupun Tepi Barat. Ucapannya menggambarkan sikap yang sama dengan pandangan politik pemerintah Israel yang konservatif dalam hal pemukiman di wilayah yang menjadi sengketa antara Israel dan Palestina.
"Kami bangga mendukung organisasi yang membantu mempromosikan kehidupan Yahudi di seluruh tanah Israel," ujar Falic, menjelaskan pandangan dan dukungannya terhadap upaya genetrifikasi wilayah-wilayah tersebut.
Kisah tentang Simon Falic menjadi semakin menarik digali lebih lanjut karena kehadiran Netanyahu di rumahnya dalam situasi genting seperti yang terjadi. Kisah ini memberikan gambaran tentang hubungan yang terselubung antara perusahaan ritel Falic Group, keluarga Falic, dan pemerintahan Israel.