Simon Falic sendiri secara terbuka memberikan pendapat bahwa orang Yahudi harus diberikan kesempatan untuk tinggal dan bermukim di wilayah Israel, Yerusalem Timur yang dianeksasi Israel, maupun Tepi Barat. Ucapannya menggambarkan sikap yang sama dengan pandangan politik pemerintah Israel yang konservatif dalam hal pemukiman di wilayah yang menjadi sengketa antara Israel dan Palestina.
"Kami bangga mendukung organisasi yang membantu mempromosikan kehidupan Yahudi di seluruh tanah Israel," ujar Falic, menjelaskan pandangan dan dukungannya terhadap upaya genetrifikasi wilayah-wilayah tersebut.
Kisah tentang Simon Falic menjadi semakin menarik digali lebih lanjut karena kehadiran Netanyahu di rumahnya dalam situasi genting seperti yang terjadi. Kisah ini memberikan gambaran tentang hubungan yang terselubung antara perusahaan ritel Falic Group, keluarga Falic, dan pemerintahan Israel.
Adanya keterlibatan Falic dalam mendukung kebijakan-kebijakan yang menjadi kontroversi, terutama dalam kasus pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki, membuat fokus publik bertambah atas keputusan Netanyahu untuk mencari tempat perlindungan di rumah Falic.
Dengan berbagai kontroversi dan perannya dalam mendukung kebijakan politik tertentu, Simon Falic menjadi sosok yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut, terutama dalam kaitannya dengan hubungan politik dan bisnis di wilayah Timur Tengah. Hal ini tidak hanya memberikan gambaran tentang peran individu dalam konflik antara negara-negara, terutama di wilayah yang memanas seperti Israel dan Iran, namun juga memperlihatkan keterlibatan sektor bisnis dalam dinamika politik di wilayah tersebut.