Perkebunan Haygrove di Hereford, sebagai pemasok buah ke supermarket besar Inggris, memberikan surat peringatan kepada lima WNI sebelum melakukan pemecatan. Kelima pria tersebut baru tiba di Inggris pada pertengahan Mei dan diberhentikan dari Haygrove pada 24 Juni, dengan penghasilan antara £2.555 dan £3.874 (setara Rp 54-81 juta).
Para pekerja mengungkapkan bahwa target di perkebunan termasuk memetik 20 kg ceri dalam satu jam. Mereka juga mengaku kesulitan akibat semakin sedikitnya buah yang tersedia. Seorang pekerja bahkan meminjam uang dari bank, teman, dan keluarga, dan masih memiliki utang lebih dari Rp 23 juta.
Dari 5 WNI yang diminta untuk pulang, 2 di antaranya diduga kabur ke London. Mereka menolak naik ke penerbangan pulang yang sudah dipesan. Saat ini, mereka berhasil mendapatkan pekerjaan baru di tempat penampungan berkat bantuan aktivis kesejahteraan migran.
"Skandal ini menunjukkan bahwa beban risiko terkait skema pekerja musiman di Inggris tidak dibebankan pada supermarket, peternakan, operator skema, atau pelaku rantai pasokan lainnya, tapi oleh pekerja dari luar negerinya sendiri," ujar Andy Hall, seorang spesialis hak-hak buruh migran yang membantu para pekerja.