Iran baru-baru ini mengaktifkan sistem pertahanan udaranya setelah terjadinya ledakan misterius di fasilitas nuklir di kota Isfahan. Insiden ini telah memicu ketegangan di kawasan tersebut serta menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan stabilitas di Timur Tengah. Aktivasi sistem pertahanan udara ini menunjukkan kesiapan Iran dalam menghadapi potensi ancaman dari udara, tetapi juga meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Ledakan di fasilitas nuklir terjadi pada Jumat 19 April 2024 waktu setempat, meninggalkan banyak pertanyaan tanpa jawaban. Sementara beberapa sumber menyatakan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh serangan israel, Namun iran menanggapinya dengan tenang bahkan tidak menuduh israel pelaku di balik serangan. Munculnya teori-teori konspirasi ini menunjukkan kompleksitas situasi di kawasan tersebut serta ketegangan geopolitik yang melingkupi program nuklir Iran.
Dalam menghadapi ketegangan dan potensi ancaman dari udara, Iran telah mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di berbagai wilayah strategis. Langkah ini merupakan respons yang masuk akal mengingat perlambatan hubungan Iran dengan negara-negara Barat dan juga ketegangan yang terus meningkat dengan Israel. Secara khusus, reaktivasi sistem pertahanan udara di Isfahan menunjukkan keseriusan pemerintah Iran dalam memperkuat pertahanan udaranya di wilayah yang sangat vital strategisnya.