Perayaan Hari Jomblo juga menjadi simbol dari perayaan cinta diri dan sedikit perlawanan terhadap tekanan sosial untuk memiliki pasangan. Dalam perkembangannya, Hari Jomblo tidak hanya menjadi suatu perayaan tetapi juga menjadi media pengenalan diri, peningkatan kepercayaan diri, dan komunitas bagi mereka yang merayakan.
Perayaan Hari Jomblo di Luar Cina
Seiring berjalannya waktu, perayaan ini mulai dikenal di negara-negara lain di Asia Tenggara, Jerman, dan Belgia. Ada pula beberapa hari lain yang merayakan status lajang, seperti Hari Kesadaran Jomblo pada 15 Februari dan Hari Jomblo Nasional pada 11 Maret. Meski belum sepopuler di Amerika Utara, banyak konsumen yang mulai mengetahui tentang Hari Jomblo dan maknanya.
Menariknya, perayaan ini tidak hanya terkait dengan status lajang, tetapi juga mencakup aspek belanja yang penting. 11 November menjadi momen yang dinanti-nanti oleh para konsumen, terutama di platform e-commerce. Para pelaku usaha di berbagai negara telah memanfaatkan momen ini untuk menawarkan diskon dan promosi, sehingga menjadikan Hari Jomblo sebagai salah satu periode penjualan terbesar dalam setahun.
Fenomena Hari Jomblo sebagai Festival Belanja Global
Seiring dengan eksistensinya yang semakin meluas, hari libur ini telah bertumbuh menjadi salah satu fenomena global dalam budaya belanja daring, di mana peran teknologi dan e-commerce sangat mendukung perayaan ini. Berbagai platform e-commerce dari berbagai negara, termasuk Tiongkok yang diwakili oleh Alibaba, telah membuktikan kesuksesan dari perayaan ini dengan meraup keuntungan yang fantastis pada tanggal tersebut.
Peran teknologi dan media sosial juga turut mendukung promosi dan sosialisasi Hari Jomblo. Berbagai influencer dan selebriti di berbagai negara aktif ikut mempromosikan momen ini, memberikan semangat belanja serta mengajak orang-orang untuk merayakan cinta pada diri sendiri melalui perayaan ini.