Tampang

Sejarah dan Filosofi di Balik Origami Jepang

21 Jul 2025 11:01 wib. 39
0 0
Origami
Sumber foto: Canva

Origami, seni melipat kertas tanpa memotong atau merekat, sudah jadi simbol budaya Jepang yang dikenal luas. Lebih dari sekadar mainan anak-anak, seni ini punya sejarah panjang dan filosofi mendalam yang membentuk nilai-nilai masyarakat Jepang. Dari ritual keagamaan kuno sampai jadi bentuk terapi modern, origami menyimpan cerita tentang ketekunan, kesabaran, dan keindahan dalam kesederhanaan.

Akar Sejarah Origami: Dari Ritual ke Hiburan

Asal-usul origami bisa ditarik mundur jauh, beriringan dengan masuknya kertas ke Jepang dari Tiongkok sekitar abad ke-6 Masehi oleh para biksu Buddha. Awalnya, kertas itu benda mewah dan langka, jadi penggunaannya terbatas untuk upacara keagamaan dan formalitas. Lipatan kertas pertama kali muncul dalam konteks upacara Shinto, di mana gohei (strip kertas yang dilipat-lipat) digunakan untuk menandai ruang suci atau sebagai persembahan. Dokumen resmi penting juga kadang dilipat dengan gaya tertentu untuk menunjukkan keaslian atau status.

Pada periode Heian (794-1185), lipatan kertas mulai digunakan dalam korespondensi formal dan seni dekorasi. Cara melipat kertas bisa jadi kode rahasia atau identifikasi pengirim. Ini menunjukkan bagaimana origami mulai bergeser dari sekadar fungsi ritual ke arah estetika dan komunikasi. Abad ke-17 sampai ke-19, saat kertas mulai lebih mudah diakses, origami berkembang pesat. Masyarakat mulai menciptakan bentuk-bentuk yang lebih rumit, seperti burung bangau (origami crane) yang ikonik. Buku-buku panduan origami pertama juga muncul, mempopulerkan seni ini di kalangan masyarakat umum sebagai hobi dan sarana hiburan.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Prediksi IPR akan Cawapres dari Gerindra
0 Suka, 0 Komentar, 27 Jul 2018

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?