Sebelumnya, Maret lalu, Kementerian Pertahanan Rusia memang mengumumkan peningkatan produksi FAB-3000 dan beberapa amunisi lainnya, seperti FAB-500 (sekitar 0,5 ton) dan FAB-1500 (sekitar 1,6 ton). Ketiganya dapat dimodifikasi dan diubah menjadi bom luncur meski tidak jelas apakah bom terberat itu yang diluncurkan akhir pekan ini.
Ketika wilayah Kharkiv menanggung beban terberat serangan bom luncur Moskow dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat Ukraina menyerukan negara-negara Barat untuk melonggarkan pembatasan terhadap Kyiv yang menggunakan senjata AS-Eropa untuk menyerang wilayah Rusia. Sehingga negara tersebut dapat mengatasi ancaman mematikan dan destruktif ini dengan lebih baik.
Beberapa dari pembatasan tersebut telah dicabut. Serangan bom luncur Rusia telah menyebabkan sakit kepala bagi Ukraina selama perang berlangsung. Namun amunisi ini makin menjadi masalah terutama dalam beberapa bulan terakhir. Tidak seperti bom gravitasi konvensional, bom luncur memiliki permukaan kendali penerbangan dan merupakan senjata penangkal. Pesawat penyerang dapat melepaskannya dari jarak jauh dalam banyak kasus, jauh di luar jangkauan sistem pertahanan udara Ukraina. Karena amunisi ini memiliki waktu terbang yang singkat, tanda radar yang kecil, dan lintasan non-balistik, mereka sangat sulit untuk dicegat. Satu-satunya cara untuk mengalahkan mereka adalah dengan mencegat pesawat di tengah penerbangan atau menghancurkannya di pangkalannya.